Kawal Swasembada Pangan, Sinergi Penyuluh Pertanian Pusat dan Daerah Diselaraskan
Pontianak, Kalimantan Barat – Semangat kebersamaan dan sinergi mendukung Swasembada Pangan antara penyuluh pusat dan penyuluh daerah dilakukan melalui Rapat Koordinasi Gerakan Penyuluh Pertanian Mendorong Luas Tambah Tanam (Galuh LTT) di Provinsi Kalimantan Barat yang digelar di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat (17/04/25). Pertemuan strategis ini mempertemukan para penyuluh pertanian dari tingkat pusat dan daerah, bersatu padu dalam satu tujuan mulia, yaitu mendorong percepatan dan perluasan Luas Tambah Tanam (LTT) di Bumi Khatulistiwa.
Hadir dalam rakor, Sekretaris Ditjen TP Kementan (Dr. Akhmad Musyafak, SP, MP) selaku PJ Swasembada Pangan Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat (Ir. Florentinus Anum, M.Si) beserta jajaran, Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Kalimantan Barat (Anjar Suprapto, STP, MP), PJ Swasembada Pangan 14 Kabupaten/Kota, Penyuluh Pertanian BRMP Kalimantan Barat, dan Penyuluh Pertanian Lapangan 14 Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat yang hadir secara offline dan online.
Dalam arahannya, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat menekankan peran krusial penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dalam menggerakkan petani untuk melakukan penanaman secara berkelanjutan. Beliau menyampaikan apresiasi atas dedikasi para penyuluh di Kalimantan Barat dan menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk memberikan dukungan penuh dalam upaya mencapai target LTT nasional. “Peran PPL berdampak besar dalam meningkatkan pembangunan pertanian. Tugas yang diberikan terkait pelaporan harus dilakukan dengan maksimal.” ujar beliau.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Ditjen TP Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa sinergitas antara penyuluh pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan program LTT di Kalimantan Barat. Beliau menyoroti pentingnya pemahaman yang sama mengenai target, strategi, dan implementasi program di lapangan, sehingga setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak yang signifikan. “Penyuluh adalah agen perubahan LTT di lapangan, dan merupakan actor yang langsung bersentuhan dengan petani. Apabila penyuluh semua bergerak, ikhtiar maksimal, swasembada pangan akan bisa dicapai.” tutur beliau.
Topik strategis dibahas secara mendalam, meliputi:
• Strategi Percepatan LTT: Identifikasi permasalahan di lapangan dan potensi lahan yang belum termanfaatkan, optimalisasi lahan existing, dorong petani untuk melakukan persemaian dan olah lahan, koordinasi dengan stakeholders terkait pemecahan masalah.
• Percepatan realisasi bantuan program Kementerian Pertanian.
• Perkuat pendataan LTT di level kecamatan menggunakan aplikasi e-pusluh (bentuk WAG level kecamatan, termasuk di dalamnya Gapoktan/Poktan binaan)
Terkait pelaporan LTT melalui aplikasi e-pusluh, dilakukan sosialisasi oleh tim dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian kementerian Pertanian. Sinergi yang terjalin antara penyuluh pusat dan daerah ini diharapkan akan menjadi motor penggerak utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan di Kalimantan Barat.