Rapat Koordinasi Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Rakyat Provinsi Kalimantan Barat
Pontianak (21/11), bertempat di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat Rakor dihadiri oleh Pj. Gubernur Kalbar, Pj. Bupati/Wali Kota se-Kalimantan Barat, TNI, Polri, dan Stakeholder terkait percepatan swasembada pangan di Kalimantan Barat. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman semakin optimistis Kalimantan Barat akan menjadi lumbung padi baru Indonesia, bahkan siap bersaing di pasar ekspor. Kalbar memiliki potensi lahan sawah 240 ribu hektare apabila di optimalisasi diharapkan bisa tiga kali tanam, selain lahan sawah potensi 300 ribu hektare ada di padi Gogo, Mentan mengungkapkan dari potensi tersebut produksi beras Kalbar bisa mencapai 3,6 juta ton gabah per tahun.
Mentan juga menjelaskan, dengan produktivitas sawah yang tinggi dan biaya produksi yang rendah, Kalbar memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan negara penghasil beras lainnya seperti Vietnam, Thailand, dan India. "Bayangkan, dengan biaya distribusi yang murah karena dekat dengan Malaysia, kita bisa memenuhi kebutuhan beras negara tetangga yang mencapai 3-4 juta ton per tahun," ungkapnya.
Mentan menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, TNI, Polri, serta masyarakat dalam mewujudkan target ini. "Dengan kerja sama yang solid, kita yakin Kalbar bisa menjadi lumbung pangan nasional dan pusat ekspor," tegasnya.
Untuk mencapai target tersebut, Kementan telah menyiapkan sejumlah strategi, antara lain:
Pemanfaatan teknologi modern: Penggunaan benih unggul, alat dan mesin pertanian (alsintan) yang tepat, serta penerapan teknologi pertanian modern.
Pembinaan petani milenial: Melalui program Brigade Pangan, generasi muda didorong untuk terlibat aktif dalam mengembangkan pertanian.
Kementan akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah, swasta, maupun petani, demi mewujudkan swasembada pangan.